MENARA POST - Kasus DBD di Indramayu Jawa Barat terindikasi mengalami peningkatan. Masyarakat diimbau untuk terus memberantas sarang nyamuk di lingkungan dan rumah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara mengatakan, tren peningkatan kasus DBD di Kabupaten Indramayu meningkat dari tahun kemarin.
Berdasarkan evaluasi selama tiga tahun terakhir, kasus DBD di Kabupaten Indramayu mengalami pasang surut. Pada Januari 2017, kasus DBD tercatat ada 42 kasus.
Sementara pada Januari 2018, kasus DBD hanya ada sembilan kasus dan pada Januari 2019 ada 13 kasus.
"Saat ini tren DBD mengalami kenaikan kasus dibandingkan bulan yang sama tahun kemarin," ujar Deden, Kamis (31/1/2019).
Dia menyebutkan, daerah endemis DBD di Kabupaten tercatat di lima wilayah puskesmas. Yakni, wilayah Puskesmas Margadadi, wilayah Puskesmas Patrol, wilayah Puskesmas Balongan, wilayah Puskesmas Jatibarang dan wilayah Puskesmas Kertasemaya.
Deden mengaku sudah membuat surat ke semua fasilitas kesehatan (faskes), baik tingkat pertama maupun tingkat lanjut. Dalam surat itu, semua faskes diminta untuk melakukan kewaspadaan dini DBD.
"Harus antisipasi sebelum menyebar luas," kata dia.
[ads-post]
Penelitian Epistemologi
Deden mengaku sudah memerintahkan puskesmas untuk melakukan pendataan dan penelitian epidemiologi jika ditemukan ada kasus DBD atau ada laporan dari masyarakat tentang kasus DBD.
Selain menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Dinkes Kabupaten Indramayu akan memberi bubuk abate jika ada laporan tentang kasus DBD di suatu wilayah. Menurutnya, bubuk abate itu efektif untuk membunuh larva nyamuk Aedes Aegypti.
"Melalui 3M (menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air)," sebut Deden.
Peningkatan kasus DBD juga terjadi di Kabupaten Cirebon. Jika minggu lalu dilaporkan terdapat 15 kasus, saat ini sudah meningkat menjadi 33 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, jumlah kasus DBD pada Januari tahun ini, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu, bulan januari terdapat 27 kasus," kata Nanang.
Ia menuturkan, data peningkatan kasus DBD tersebut didapat dari sejumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Cirebon. Dia memastikan seluruh warga yang terkena DBD sudah mendapatkan penanganan medis.
Dia mengatakan jumlah kasus DBD cukup banyak terjadi di wilayah Cirebon Timur, terutama di Kecamatan Losari. Nanang menyebutkan, mendapatkan laporan delapan kasus yang terjadi diwilayah tersebut.
"Mereka sudah ditangani di rumah sakit, terutama RS Waled, Mitra Plumbon dan Arjawinangun," ujar Nanang. (Red)
Posting Komentar