Berita Tentang "Asusila"


Bayi mungil nan cantik yang ditemukan warga
MENARA POST - Indramayu- Warga Desa Tersana Gang Bata Rt/Rw 10/03, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menemukan sosok bayi perempuan diduga baru saja dilahirkan dengan sengaja tanpa bantuan medis ditemukan orang tergeletak di samping rumah warga dalam kondisi bayi mengenaskan dengan ari-ari disampingnya juga masih berlumuran darah karena terdengar suara tangisan bayi warga segera bergegas mengambilnya. 13/03/2019

Menurut Iman(38) warga Desa Tersana mengatakan, ia menemukan sosok bayi perempuan saat ia sedang nongkrong di teras rumah. Sekitar pukul 21.00 wib, Malam Rabu(12/3/2019) ia dikejutkan oleh lirih suara tangis bayi. Bersama tetangga sebelah langsung mendekati arah sumber suara tangisan bayi dan didapati sosok bayi mungil yang masih berlumuran darah. "baru dilahirkan, saya langsung bersihkan bayi tersebut karena kotor,' ungkapnya kepada BIN, Rabu(13/3/2019).
[ads-post]
Usai kejadian itu, pihaknya langsung menghubungi perangkat desa setempat untuk melaporkan kejadian penemuan bayi perempuan yang diduga dibuang oleh orang yang tak bertanggungjawab. "Disarankan dibawa ke Puskemas Sukagumiwang, akhirnya bayi kami serahkan kepada pihak Puskesmas,"tuturnya.

Hasil penelusuran lapangan, dibenarkan jika bayi perempuan yang ditemukan warga Desa Tersana sudah mendapat pertolongan dari pihak medis Puskesmas Sukagumiwang. Pada saat itu juga nasib bayi tersebut dalam asuhan Samsuri/Siti Mardiah, warga Desa Tersana Blok Grabyagan Rt/Rw 03/01 disaksikan Bidan Desa Tersana, Bhabinkamtibmas, Kuwu dan pihak Puskesmas Sukagumiwang.
Seorang warga sedang menunjukkan lokasi penemuan bayi
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian Sektor Kertasmaya masih melakukan penyilidikan, penelusuran siapa pelaku yang telah keji membuang bayi yang tak berdosa. (Red)


Pena
By.
Redaksi
Editor
By.
Redaksi
Foto / Video
By.
Internet

BANDUNG - Polisi sudah menetapkan tersangka atas kasus video bandung yang viral Senin (8/1/2018).
Muhamad Faisal yang berperan sebagai pengambil rekaman video mesum perempuan dewasa dengan anak di bawah umur.

Dilansir dari Tribun Jabar, ketujuh tersangaka itu adalah Muhammad Faisal Akbar (30) sebagai pengambil rekaman video dan menjual video tersebut.

Lima lainnya adalah Sri Mulyati alias Cici yang berperan sebagai perekrut perempuan, Apriliani alias Intan selaku perekrut anak sekaligus pemeran wanita dalam video‎, Imeldha Oktavianie alias Imel selaku perekrut anak dan pemeran wanita dalam video serta Susanti selaku orang tua anak berinisial D berusia 7 tahun dan orang tua bernama Herni, ibu dari anak berinisial Sp (11).
[post_ads]
Sedangkan satu lagi masih dalam tahap pengejaran yaitu Ismi.
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menerangkan bahwa video itu benar direkam di Bandung.

Lokasinya pengambilan video itu ada di dua hotel berbeda.

Nah, salah satu tersangaka, Faisal menuturkan video itu adalah pesanan dari seorang Warga Negara Asing (WNA).

Kedua WNA itu berinisial R dari Rusia dan N dari Kanada.
Awalnya, Faisal mengunggah foto wanita dewasa dan bocah SD dalam video itu.
[next]
Foto itu diunggahnya ke komunitas Facebook bernama vika.
Melihat foto itu, kedua WNA lalu memesan video ke Faisal.
Hingga akhirnya Faisal memproduksi video tersebut.
Video itu dikatakan direkam bulan Mei 2017.

Namun, akhir-akhir ini, video bandung yang menampilkan wanita dewasa dengan bocah SD itu kemudian viral.

Akhirnya polisi menyelidiki video tersebut.
[post_ads_2]
Saat melakukan penyelidikan, polisi dapat melacak wanita dewasa yang ada di video tersebut.
Dilansir dari Tribun Jabar, ada informasi tentang wanita pemeran yang bernama April.

Dia dikabarkan berprofesi sebagai pemandu lagu di salah satu tempat karaoke di kawasan Kiaracondong.
Satu pemeran akhirnya terungkap.
Dia disuruh 'bernyanyi' membeberkan siapa saja pelaku video mesum itu.

Dari situ petugas mengambangkan tersangka lainnya.
Dan akhirnya kasus video viral bocah di Bandung itu dapat terungkap. (Red)

JAKARTA - Hasil analisa sementara Polda Jawa Barat terhadap video kejahatan pornografi anak yang beredar pekan lalu mengindikasikan bahwa rekaman video itu disaksikan dan sepengetahuan orang tua salah-satu anak yang menjadi koban.
Pembuatan film porno / Ilustrasi
Bahkan, menurut Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Umar Surya Fana, sang ibu ikut mengarahkan adegan pembuatan film yang diindikasikan sebagai tindakan paedofilia tersebut.
[post_ads]
"Dari bahasa ngomongnya antara anak dengan salah satu perempuan yang di menit ke sekian, itu ibu kandungnya sendiri. Di satu TKP (tempat kejadian perkara), ibu kandungnya ada di dalam kamar menyaksikan, bahkan mengarahkan anaknya sendiri. Satu TKP lagi, diduga ibunya ada di luar kamar," kata Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Umar Surya Fana kepada wartawan, Sabtu (06/01), seperti dilaporkan wartawan di Bandung, Julia Alazka untuk BBC Indonesia.

Tim penyidik memastikan tiga anak yang diduga menjadi korban adalah anak-anak jalanan yang berdomisili di kota Bandung. Mereka berusia antara 7 hingga 13 tahun.

Pekan lalu, pengguna media sosial dan sebagian masyarakat dikejutkan peredaran video pornografi anak yang diperankan beberapa bocah laki-laki -diduga berusia sekitar 10-12 tahun- dengan seorang perempuan dewasa.

Para pegiat anti kekerasan seksual terhadap anak-anak menyatakan terungkapnya video kejahatan pornografi anak ini menunjukkan adanya pergeseran modus yang semula korbannya adalah anak perempuan.

Lembaga pegiat eksploitasi seksual komersial anak, ECPAT Indonesia, juga menduga kuat "ada keterlibatan sidikat industri seks" di balik pembuatan video tersebut yang disebut "ingin mempromosikan hubungan seksual antara anak-anak dengan orang dewasa".
[next]
Anak jalanan kota Bandung

Dalam keterangan kepada wartawan di Bandung, Sabtu (06/01), Polda Jabar telah menganalisa tiga video pornografi anak dan kamera pengawas (CCTV) di dua hotel yang diduga sebagai lokasi pembuatan tersebut.

Ketiga video itu terdiri dari satu video yang berdurasi sekitar satu jam 11 menit dan dua video pendek yang masing-masing berdurasi dua dan 2,5 menit, kata polisi.

Selain mengindikasikan keterlibatan orang tua anak-anak yang menjadi korban, menurut Umar, ada indikasi
[post_ads_2]
Sampai Sabtu (06/01), tim penyidik Polda Jabar telah menyita sejumlah barang bukti di dua hotel di Bandung yang disebut identik dengan barang yang ada di video, seperti lukisan, bantal, sprei, meja, dan kursi.

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Umar Surya Fana menjelaskan, penyidik telah memastikan bahwa tiga anak yang diduga menjadi korban adalah anak-anak jalanan yang berdomisili di kota berjuluk kota kembang ini. Korban berusia antara 7 hingga 13 tahun, katanya.

"Dari cara ngomongnya, gaya bahasa Sunda, bahasa Sundanya anak-anak Bandung. Kita pastikan anak-anak berumur, kurang lebih 7 tahun, 10 tahun, dan 13 tahun. Dan tiga-tiganya tidak bersaudara," ungkap Umar.
[next]
Dijual ke komunitas paedofil, kata polisi

Selain mengindikasikan keterlibatan orang tua anak-anak yang menjadi korban, menurut Umar, ada indikasi video itu dibuat secara professional oleh sindikat tertentu.

Hal itu, sambungnya, terlihat dari juru kamera yang mampu mengarahkan para pemain, yakni si korban maupun pelaku perempuan dewasa.

Di hadapan wartawan, Umar Surya Fana mengindikasikan bahwa video itu diproduksi untuk kemudian dijual ke komunitas paedofil.

Pejabat Polda Jabar mengatakan bahwa video itu kemungkinan diproduksi untuk kemudian dijual ke komunitas paedofil.

"Indikasinya seperti itu. Cuma kita masih dalami, apakah dijualnya untuk komunitas dalam negeri atau luar negeri," katanya.

Dengan motif seperti itu, Polda Jabar mengakui terungkapnya video ini kemungkinan menunjukkan ada pergeseran konsumen terkait kejahatan seksual anak.

Biasanya, lanjut Umar, korbannya adalah anak perempuan dengan pelaku pedofil laki-laki dewasa atau anak laki-laki dengan pedofil laki-laki dewasa.

Namun untuk kasus ini, korban adalah anak laki-laki dengan pelaku wanita dewasa.

"Ini mungkin ada pergeseran demand (permintaan) Karena seperti kita tahu, tidak ada penyediaan jasa atau barang, tanpa ada pesanan atau demand-nya. Ini tampaknya, demand-nya agak bergeser sekarang, pelaku pedofilinya perempuan dewasa, korbannya anak laki-laki," kata Umar.
[next]
Polisi memburu pembuat video

Umar memperkirakan, video ini dibuat tidak hanya di dua hotel tersebut tapi juga di beberapa hotel lainnya.

Saat ini, penyidik Polda Jabar sedang memburu pembuat video dan para tersangka lainnya. Polda Jabar juga membentuk tiga tim untuk menangkap para tersangka, sekaligus mencari para korban.

Umar mengaku telah mengantongi identitas para tersangka. "Ada identifikasi yang sudah kita dapat, misalnya tato di tangan, di paha, kemudian karateristik wajah. Kita sudah sebar, mudah-mudahan dalam, satu dua hari ini, kita sudah dapat," beber Umar.

Video ini diduga melibatkan seorang laki-laki pembuat video, dua orang perempuan dewasa pelaku video porno, dua orang ibu korban, dan tiga anak laki-laki yang menjadi korban, kata polisi.

Video asusila ini muncul dan menyebar di masyarakat setelah tersebar di internet.

Sumber : Tribune

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget